Kumpulan Puisi terbaru UPDATE!!!
Assalamu'aikum sobat, selamat malam.
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah sebuah seni tertulis. Dalam bentuk seni ini, seorang penyair menggunakan bahasa untuk menambah kualitas estetis pada makna semantis.
Pada kesempatan ini admin ingin berbagi puisi yang admin miliki, maupun yang admin kumpulkan dari sumber yang telah ambil beri link pada judul puisi dibawah. Bagi kamu seorang pelajar atau mahasiswa yang sedang mencari referensi puisi terbaru dan update bisa menggunakan contoh kumpulan puisi terbaru update dibawah ini.
Bagi kamu seorang remaja puisi ini dapat sobat jadikan sebagai hadiah untuk teman sobat, istri, keluarga maupun yang lain. Jika sobat dapat menggunakan aplikasi photoshop atau coreldraw, puisi ini dapat sobat buat dalam bentuk poster, dengan memberi background yang sesuai dengan suasana puisi tersebut.
Ketika mentari beranjak pergi
Meninggalkan riangnya hari
Menuju malam yang sepi
Tempat diri mencurahkan segala isi dihati
Entah apa salahmu malam
Engkau diciptakan dalam kegelapan
Apakah ini rahasia tuhan
Yang semestinya aku fikirkan
Dan kini akupun tersadar
Bahwa
Hanya karenamulah aku dapat melihat indahnya bintang
Hanya karenamulah aku dapat melihat anggunnya sang rembulan
Subhanallah hanya itulah kata yang dapat terucap dari lisanku
Terima kasihku malam karna telah memberiku ketenangan.
Hari demi hari
Bulan demi bulan
Tahun demi tahun
Kau selalu menumpuk
Di mana pun ada engkau
Pasti ada bau yang tidak sedap
Jika kau memenuhi sungai dan selokan
Banjir pasti akan melanda
Sampah,
Kau begitu indah
Sampah,
Kau begitu wangi
Sampai aku tak mau menciummu.
Aku tak tau siapa dirimu...
Yang kudengar hanyalah suara ringkih yang telah mengusik tenangku
Menyayat , lalu menginjak dengan sadis naluri hidupku...
Agamaku, pertalianku dengan Tuhanku...
Namun kau torehkan luka yang dalam disaat aku diam...
Adzan syahdu, dengan suara apapun aku memekiknya...
Tak seperti kidungmu yang sumbang serak, seserak suaramu malam itu...
Asal kau tau... pekik takbir pernah bebaskan negeri ini.
Paras cantik dibalik jilbab, sungguh lebih cantik dari sanggulmu...
Kain penutup yang anggun, sungguh lebih anggun dari benang tenunmu itu...
Dalam balut kain yang kau hina...
Malahayati, Cut Nyak Dien, telah taklukkan penjajah dengan berani,
Demi tanah tumpah darah yang engkau injak-injak dengan angkuh itu
Celotehku banyak terbuang oleh hempasan angin
Tak bersisa
Hanya suara hati yang ada dalam diri
Menyuarakan kata-kata yang kadang menyobek hati
Tapi di saat lain ada cinta
Melawan puing-puing rasa jadi indah
Itulah cinta
Luka kecil tak berpengaruh
Tertutup oleh cinta diolesi dengan candu asmara
Dan bahagia yang akan bersambut
Ngilu dalam kelu akan hilang dengan sendirinya
Menjadi satu kesatuan atas nama cinta
Itulah cinta
Selalu memaafkan
Selalu sabar dalam kesusahan
Sampai cinta menyambut dalam seluruh sendi
Hanya untukmu seorang
Jangan biarkan aku sendiri
Genggamlah tanganku
Peluklah aku
Sampai aku bisa merasakan detak jantungmu lebih dalam lagi
Biar selalu ada rindu yang tersimpan dalam hati
Sampai maut memisahkan kita
Cirebon, 3 Juli 2018
Aku tak menyangka engkau akan pergi dariku
Andai kau tahu, aku ingin kau masih di sini bersamaku
Menganyam ilmu , merangkaikan kata-kata indah dalam tulisan
Sekarang ku hanya merasakan pilu yang tercapik di hatiku
Entah aku bisa tetap berdiri di sini tanpamu
Tapi aku senang kau akan selalu ada di hatiku
Matamu membantuku tuk melihat pesona alam ini
Kuurai cerita ini agar aku selalu mengenangmu lewat matamu
Entah aku sering merasakan saat engkau selalu mau berbagi cinta denganku
Jemariku selalu kutautkan tuk merangkai doa-doa panjang buatmu
Sajakku puan hanya untuk dirimu sahabat!!!1
Aku meneteskan air mataku , lembaran kertas menjadi buram tertutup air mataku. Cinta dua insan yang merasakan kepedihan yang sama , begitu menyentuh sanubariku. Memang benar mereka sahabat selamanya, mata Resa akan selalu menemani Rasty selamanya!!!!!
ku merindukanmu bagaikan mawar..
yang merindukan cahaya matahari di musim dingin..
ketika tak ada secercah cahaya yang bisa di rengkuhnya..
ku ingin mencintai bagaikan cinta sepasang merpati..
yang tak bisa mencintai yang lain setelah mendapatkan cintanya..
ku ingin bersamamu bagikan hangatnya matahari menyinari bumi..
bunga-bunga bermekaran.. burung-burung berkicauan..
walaupun terkadang ku berpikir itu semua hanyalah mimpi..
ku ingin mewujudkan mimpi itu walau hanya di dalam mimpi ku..
dengan cinta tanpa akhir..
ku ingin mewujudkan mimpi itu jadi nyata..
bersama mu..
peri kecilku..
Tak berbisik sayang.
Maaf..bukan aku tak mengaku.
Maaf..bukan aku tak berjanji.
Cukup kau yakin satu hal.
Aku hanya akan membagi bagian bahagia dan maaf buat dirimu.
Jangan luka.
Negeri tempat kulihat cahaya mentari,
Airmataku berlinang pertama kali,
Kau besarkan aku dalam bimbingan;
Jiwa sang anak kau isi dan kau pimpin
Penuh kasih sayang seorang ibu
Setia kau mendampingiku
Kau angkat jika ku jatuh; –
Nasib kejam memutus hubungan kita
Tapi hanya lahirnya saja…
Sendiri aku berdiri di pantai asing
Seorang diri,… dan Tuhan…
Namun, ibu, apapun menggelisahkan hati,
Yang menyenangkan maupun menyedihkan
Janganlah ragu cintanya beta
Cinta puteramu di dalam hati!
Belum ada empat tahun yang silam
Aku berdiri penghabisan kali nun di sana
Tanpa kata di tepi pantai
Menatap jauh ke masa depan;
Kubayangkan segala yang indah
Yang menunggu di masa depan,
Kelecehkan masa kini dengan berani
Kuciptakan surga firdausi;
Hatiku tak gentar menempuh jalan
Melanda segala hambatan,
Yang melintang di depan mata,
Ku rasa dunia bahagia semata…
Tapi masa itu, sejak pertemuan penghabisan kali
Betapa cepat hilang menjauh,
Seperti kilat tidak terperi.
Seperti bayangan melintas lalu…
Namun alangkah dalam, alangkah dalam
Bekasnya yang tinggal!
Aku merasa girang dan sedih sekali datang,
Aku berpikir, dan aku berjuang,
Aku bersorak, dan aku mendoa…
Ku rasa berabad-abad menghilang lalu!
Aku mengejar kebahagiaan hidup,
Aku menemukan dan aku kehilangan,
Masa kanak kujalani cepat
Bertahun-tahun rasa sesaat…
Namun percayalah bundaku sayang
Demi langit yang melihat kita
Percayalah ibu percayalah…
Puteramu tidak melupakanmu!
Aku cintakan seorang gadis. Seluruh
Hidup ku rasa indah karena cintaku;
Ku lihat dirinya laksana mahkota
Ganjaran akhir cita-citaku
Yang diberikan Tuhan sebagai tujuan; –
Bahagia menerima karunia
Yang ditentukannya untuk diriku
Yang dikaruniakannya kepadaku
Akupun bersyukur dengan airmata berlinang…
Cinta dan agama adalah satu.
Dan jiwaku bahagia membubung tinggi
Mengucap syukur kepada Yang Mahatinggi
Mengucap syukur dan mendoa untuknya sendiri…
Susah hatiku karena cintaku,
Hatiku resah gelisah,
Tiada tertahan rasanya dukacitaku
Mengiris melukai hatiku lemah;
Hanya takut dan derita yang ku dapat
Bukannya nikmat yang ku harap,
Selamat bahagia yang ku cari,
Racun dan petaka datang mendekat…
Aku senang dalam derita tanpa kata!
Aku tabah penuh pengharapan; –
Untung malang menambah gairahku,…
Untuknya biar ku pikul beban derita!
Tiada ku hirau pukulan malapetaka,
Sukacita aku dalam dukacitaku,
Aku rela, aku rela memikul segala…
Asalkan nasib jangan merenggutnya dari padaku!
Gambaran wajahnya, yang terindah bagiku di atas bumi,
Ku bawa di dalam hati,
Laksana barang tiada bernilai,
Ku simpan setia dalam hatiku!
Tiba-tiba asing ia bagiku!
Walau cintaku bertahan
Sampai tarikan nafas penghabisan
Akhirnya mengembalikannya padaku
Di tanah air nan lebih indah,…
Aku mulai mencintainya!
Apakah cinta yang baru mulai,
Dibanding cinta bersama hidup
Dimasukkan Tuhan dalam hati si anak,
Sebelum pandai ia bicara?...
Tatkala ia di dada ibunya,
Baru saja meninggalkan kandungan,
Menemukan susu pertama pemuas dahaga,
Cahaya pertama di mata Bunda?...
Tidak, tiada ikatan yang lebih erat
Lebih kuat memadu hati.
Dari ikatan Tuhan ciptakan
Antara si anak dan hati ibunda!
Dan hati yang begitu terpaut
Pada keindahan sesaat berkilau;
Yang memberiku duri semata,
Dia tiada menjalin satupun kembang,…
Apakah hati itu, hati itu juga
Lupakan kesetiaan hati ibunda; –
Dan cinta wanita
Yang menerima dalam hatinya gundah
Teriakanku pertama sebagai bayi, –
Yang membujuk daku jika menangis,
Mencium kering airmata dari pipiku,…
Yang memberi ku makan dengan darahnya?...
Bunda janganlah percaya,
Demi Tuhan yang melihat kita.
Bunda janganlah percaya,
Tidak, anakmu tiadalah lupa!
Di sini aku jauh dari kehidupan
Yang di sana penuh kemanisan dan keindahan;
Kenikmatan masa pertama
Sering dipuji dan disanjung tinggi,
Di sini bukan bagianku
Di tempatku yang sepi dan suram, –
Curam dan penuh duri jalanku,
Untung malang menekan jiwaku,
Beban ku pikul memberat pundakku
Dan menghimpit hatiku; –
Biarlah airmataku menjadi saksi
Bila kepalaku terkulai pilu
Di saat-saat tanpa harapan
Di tengah alam yang luas;…
Sering bila harapan tiada lagi,
Hampir-hampir lepaslah keluhan:
“Tuhan, berilah daku di alam barzah,
“Apa yang di dunia tidak kau berikan! –
“Tuhan, berilah daku di dunia sana,
“Bila maut menyentuh bibirku, –
“Tuhan, berilah daku di dunia sana
“Apa yang di sini tidak ku kecap …
ketenangan!”
Tapi, terbenam dalam bibirku,
Doaku tak sampai kepada Tuhan,…
Memang aku berlutut, –
Memang keluhan lepas dari bibirku, –
Tapi ucapanku: “Jangan dulu, ya Tuhan
“Kembalikan dulu ibuku padaku!”
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah sebuah seni tertulis. Dalam bentuk seni ini, seorang penyair menggunakan bahasa untuk menambah kualitas estetis pada makna semantis.
Pada kesempatan ini admin ingin berbagi puisi yang admin miliki, maupun yang admin kumpulkan dari sumber yang telah ambil beri link pada judul puisi dibawah. Bagi kamu seorang pelajar atau mahasiswa yang sedang mencari referensi puisi terbaru dan update bisa menggunakan contoh kumpulan puisi terbaru update dibawah ini.
Bagi kamu seorang remaja puisi ini dapat sobat jadikan sebagai hadiah untuk teman sobat, istri, keluarga maupun yang lain. Jika sobat dapat menggunakan aplikasi photoshop atau coreldraw, puisi ini dapat sobat buat dalam bentuk poster, dengan memberi background yang sesuai dengan suasana puisi tersebut.
Malam
Ketika mentari beranjak pergi
Meninggalkan riangnya hari
Menuju malam yang sepi
Tempat diri mencurahkan segala isi dihati
Entah apa salahmu malam
Engkau diciptakan dalam kegelapan
Apakah ini rahasia tuhan
Yang semestinya aku fikirkan
Dan kini akupun tersadar
Bahwa
Hanya karenamulah aku dapat melihat indahnya bintang
Hanya karenamulah aku dapat melihat anggunnya sang rembulan
Subhanallah hanya itulah kata yang dapat terucap dari lisanku
Terima kasihku malam karna telah memberiku ketenangan.
Sampah
Hari demi hari
Bulan demi bulan
Tahun demi tahun
Kau selalu menumpuk
Di mana pun ada engkau
Pasti ada bau yang tidak sedap
Jika kau memenuhi sungai dan selokan
Banjir pasti akan melanda
Sampah,
Kau begitu indah
Sampah,
Kau begitu wangi
Sampai aku tak mau menciummu.
@actelgharantaly
Aku tak tau siapa dirimu...
Yang kudengar hanyalah suara ringkih yang telah mengusik tenangku
Menyayat , lalu menginjak dengan sadis naluri hidupku...
Agamaku, pertalianku dengan Tuhanku...
Namun kau torehkan luka yang dalam disaat aku diam...
Adzan syahdu, dengan suara apapun aku memekiknya...
Tak seperti kidungmu yang sumbang serak, seserak suaramu malam itu...
Asal kau tau... pekik takbir pernah bebaskan negeri ini.
Paras cantik dibalik jilbab, sungguh lebih cantik dari sanggulmu...
Kain penutup yang anggun, sungguh lebih anggun dari benang tenunmu itu...
Dalam balut kain yang kau hina...
Malahayati, Cut Nyak Dien, telah taklukkan penjajah dengan berani,
Demi tanah tumpah darah yang engkau injak-injak dengan angkuh itu
CINTA LAGI, LAGI-LAGI CINTA
Menggema dalam jiwa saat diam sendiriCelotehku banyak terbuang oleh hempasan angin
Tak bersisa
Hanya suara hati yang ada dalam diri
Menyuarakan kata-kata yang kadang menyobek hati
Tapi di saat lain ada cinta
Melawan puing-puing rasa jadi indah
Itulah cinta
Luka kecil tak berpengaruh
Tertutup oleh cinta diolesi dengan candu asmara
Dan bahagia yang akan bersambut
Ngilu dalam kelu akan hilang dengan sendirinya
Menjadi satu kesatuan atas nama cinta
Itulah cinta
Selalu memaafkan
Selalu sabar dalam kesusahan
Sampai cinta menyambut dalam seluruh sendi
Hanya untukmu seorang
Jangan biarkan aku sendiri
Genggamlah tanganku
Peluklah aku
Sampai aku bisa merasakan detak jantungmu lebih dalam lagi
Biar selalu ada rindu yang tersimpan dalam hati
Sampai maut memisahkan kita
Cirebon, 3 Juli 2018
Sahabat Baikku
Kau terhias dari salju yang putih seputih hatimuAku tak menyangka engkau akan pergi dariku
Andai kau tahu, aku ingin kau masih di sini bersamaku
Menganyam ilmu , merangkaikan kata-kata indah dalam tulisan
Sekarang ku hanya merasakan pilu yang tercapik di hatiku
Entah aku bisa tetap berdiri di sini tanpamu
Tapi aku senang kau akan selalu ada di hatiku
Matamu membantuku tuk melihat pesona alam ini
Kuurai cerita ini agar aku selalu mengenangmu lewat matamu
Entah aku sering merasakan saat engkau selalu mau berbagi cinta denganku
Jemariku selalu kutautkan tuk merangkai doa-doa panjang buatmu
Sajakku puan hanya untuk dirimu sahabat!!!1
Aku meneteskan air mataku , lembaran kertas menjadi buram tertutup air mataku. Cinta dua insan yang merasakan kepedihan yang sama , begitu menyentuh sanubariku. Memang benar mereka sahabat selamanya, mata Resa akan selalu menemani Rasty selamanya!!!!!
Peri Kecil
oleh: Muhammad Saputra Wibowoku merindukanmu bagaikan mawar..
yang merindukan cahaya matahari di musim dingin..
ketika tak ada secercah cahaya yang bisa di rengkuhnya..
ku ingin mencintai bagaikan cinta sepasang merpati..
yang tak bisa mencintai yang lain setelah mendapatkan cintanya..
ku ingin bersamamu bagikan hangatnya matahari menyinari bumi..
bunga-bunga bermekaran.. burung-burung berkicauan..
walaupun terkadang ku berpikir itu semua hanyalah mimpi..
ku ingin mewujudkan mimpi itu walau hanya di dalam mimpi ku..
dengan cinta tanpa akhir..
ku ingin mewujudkan mimpi itu jadi nyata..
bersama mu..
peri kecilku..
Catatanseorangeha
Aku tidak meneriakkan cinta.Tak berbisik sayang.
Maaf..bukan aku tak mengaku.
Maaf..bukan aku tak berjanji.
Cukup kau yakin satu hal.
Aku hanya akan membagi bagian bahagia dan maaf buat dirimu.
Jangan luka.
Sajak Tentang Ibu Dalam Buku Max Havelaar //www.kembalikan.org
Ibu, jauh memang tempat ku lahir,Negeri tempat kulihat cahaya mentari,
Airmataku berlinang pertama kali,
Kau besarkan aku dalam bimbingan;
Jiwa sang anak kau isi dan kau pimpin
Penuh kasih sayang seorang ibu
Setia kau mendampingiku
Kau angkat jika ku jatuh; –
Nasib kejam memutus hubungan kita
Tapi hanya lahirnya saja…
Sendiri aku berdiri di pantai asing
Seorang diri,… dan Tuhan…
Namun, ibu, apapun menggelisahkan hati,
Yang menyenangkan maupun menyedihkan
Janganlah ragu cintanya beta
Cinta puteramu di dalam hati!
Belum ada empat tahun yang silam
Aku berdiri penghabisan kali nun di sana
Tanpa kata di tepi pantai
Menatap jauh ke masa depan;
Kubayangkan segala yang indah
Yang menunggu di masa depan,
Kelecehkan masa kini dengan berani
Kuciptakan surga firdausi;
Hatiku tak gentar menempuh jalan
Melanda segala hambatan,
Yang melintang di depan mata,
Ku rasa dunia bahagia semata…
Tapi masa itu, sejak pertemuan penghabisan kali
Betapa cepat hilang menjauh,
Seperti kilat tidak terperi.
Seperti bayangan melintas lalu…
Namun alangkah dalam, alangkah dalam
Bekasnya yang tinggal!
Aku merasa girang dan sedih sekali datang,
Aku berpikir, dan aku berjuang,
Aku bersorak, dan aku mendoa…
Ku rasa berabad-abad menghilang lalu!
Aku mengejar kebahagiaan hidup,
Aku menemukan dan aku kehilangan,
Masa kanak kujalani cepat
Bertahun-tahun rasa sesaat…
Namun percayalah bundaku sayang
Demi langit yang melihat kita
Percayalah ibu percayalah…
Puteramu tidak melupakanmu!
Aku cintakan seorang gadis. Seluruh
Hidup ku rasa indah karena cintaku;
Ku lihat dirinya laksana mahkota
Ganjaran akhir cita-citaku
Yang diberikan Tuhan sebagai tujuan; –
Bahagia menerima karunia
Yang ditentukannya untuk diriku
Yang dikaruniakannya kepadaku
Akupun bersyukur dengan airmata berlinang…
Cinta dan agama adalah satu.
Dan jiwaku bahagia membubung tinggi
Mengucap syukur kepada Yang Mahatinggi
Mengucap syukur dan mendoa untuknya sendiri…
Susah hatiku karena cintaku,
Hatiku resah gelisah,
Tiada tertahan rasanya dukacitaku
Mengiris melukai hatiku lemah;
Hanya takut dan derita yang ku dapat
Bukannya nikmat yang ku harap,
Selamat bahagia yang ku cari,
Racun dan petaka datang mendekat…
Aku senang dalam derita tanpa kata!
Aku tabah penuh pengharapan; –
Untung malang menambah gairahku,…
Untuknya biar ku pikul beban derita!
Tiada ku hirau pukulan malapetaka,
Sukacita aku dalam dukacitaku,
Aku rela, aku rela memikul segala…
Asalkan nasib jangan merenggutnya dari padaku!
Gambaran wajahnya, yang terindah bagiku di atas bumi,
Ku bawa di dalam hati,
Laksana barang tiada bernilai,
Ku simpan setia dalam hatiku!
Tiba-tiba asing ia bagiku!
Walau cintaku bertahan
Sampai tarikan nafas penghabisan
Akhirnya mengembalikannya padaku
Di tanah air nan lebih indah,…
Aku mulai mencintainya!
Apakah cinta yang baru mulai,
Dibanding cinta bersama hidup
Dimasukkan Tuhan dalam hati si anak,
Sebelum pandai ia bicara?...
Tatkala ia di dada ibunya,
Baru saja meninggalkan kandungan,
Menemukan susu pertama pemuas dahaga,
Cahaya pertama di mata Bunda?...
Tidak, tiada ikatan yang lebih erat
Lebih kuat memadu hati.
Dari ikatan Tuhan ciptakan
Antara si anak dan hati ibunda!
Dan hati yang begitu terpaut
Pada keindahan sesaat berkilau;
Yang memberiku duri semata,
Dia tiada menjalin satupun kembang,…
Apakah hati itu, hati itu juga
Lupakan kesetiaan hati ibunda; –
Dan cinta wanita
Yang menerima dalam hatinya gundah
Teriakanku pertama sebagai bayi, –
Yang membujuk daku jika menangis,
Mencium kering airmata dari pipiku,…
Yang memberi ku makan dengan darahnya?...
Bunda janganlah percaya,
Demi Tuhan yang melihat kita.
Bunda janganlah percaya,
Tidak, anakmu tiadalah lupa!
Di sini aku jauh dari kehidupan
Yang di sana penuh kemanisan dan keindahan;
Kenikmatan masa pertama
Sering dipuji dan disanjung tinggi,
Di sini bukan bagianku
Di tempatku yang sepi dan suram, –
Curam dan penuh duri jalanku,
Untung malang menekan jiwaku,
Beban ku pikul memberat pundakku
Dan menghimpit hatiku; –
Biarlah airmataku menjadi saksi
Bila kepalaku terkulai pilu
Di saat-saat tanpa harapan
Di tengah alam yang luas;…
Sering bila harapan tiada lagi,
Hampir-hampir lepaslah keluhan:
“Tuhan, berilah daku di alam barzah,
“Apa yang di dunia tidak kau berikan! –
“Tuhan, berilah daku di dunia sana,
“Bila maut menyentuh bibirku, –
“Tuhan, berilah daku di dunia sana
“Apa yang di sini tidak ku kecap …
ketenangan!”
Tapi, terbenam dalam bibirku,
Doaku tak sampai kepada Tuhan,…
Memang aku berlutut, –
Memang keluhan lepas dari bibirku, –
Tapi ucapanku: “Jangan dulu, ya Tuhan
“Kembalikan dulu ibuku padaku!”
Posting Komentar untuk "Kumpulan Puisi terbaru UPDATE!!!"